Gudang Berita77 - Musisi Ahmad Dhani yang punya niat menyemarakkan bursa calon gubernur DKI Jakarta menuding cagub petahana Basuki T Purnama (Ahok) dibekingi konglomerat. Dia menyebutkan ada grup spesifik yang ada di belakang Ahok hingga Gubernur DKI Jakarta itu kuat dengan cara politis.
" Dengan cara tehnis, tak ada yang dapat menaklukkan Ahok. Bukanlah Ahoknya yang kuat. Namun di belakangnya yang kuat, " tutur Dhani pada wartawan di tempat tinggalnya di Jalan Pinang Emas III, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (21/3/2016).
" Ahok itu kan anak baru di Jakarta. Mengapa dia dapat bertandingk berani, lantaran ada beking. Janganlah sombong, lantaran saya telah kenal sebagian konglomerat itu lebih dulu, " lanjut dia.
Menurut dia, terdapat beberapa konglomerat yang mensupport Basuki Tjahaja Purnama dalam pilgub th. depan. Dhani mengkalkulasi, sekarang ini ada empat orang konglomerat yang telah mendukungnya. Tetapi, ia tidak ingin mengatakan siapapun konglomerat itu.
" Nama konglomerat yang saya ketahui itu ada 4. Satu (orang konglomerat) saja telah super sekali. Terlebih empat? " tutur pentolan band Dewa 19 ini.
Dhani pernah memberi panduan mengenai satu diantara konglomerat yang dimaksudkannya. Yakni seorang yang didatangi oleh Ahok saat Hari Raya Imlek lantas. Sebab, menurut dia, dalam pemahaman orang Tiongkok, orang yang didatangi ketika Imlek yaitu orang yang paling utama. Atas support beberapa konglomerat ini, Dhani berasumsi kalau Ahok tak seutuhnya berdiri sendiri.
" Ahok mensupport konglomerat, bukanlah rakyat miskin, " ucapnya.
Saat di tanya tentang sikapnya yang begitu anti Ahok, Dhani menyampaikan kalau dianya menujukan hal itu pada beberapa pendukung Ahok. Sebab, menurut dia pendukung Ahok apolitis atau tak memahami politik. Diluar itu, ia juga punya maksud menentang kebutuhan asing yang ada di belakang Ahok.
" Indonesia ini di titik krusial. Indonesia ini begitu genting. Ada asing yang berupaya ambillah alih. Konglomerat itu ada hubungannya dengan asing. Mengutip Cak Nun, kita ini ditakutkan bakal jadi RRC cabang Indonesia. Nenek moyang kita ini telah sebagian geram. Mengapa Indonesia ingin didikte orang asing? " katanya.