'Jantung kekuasaan Jokowi-JK disusupi grup neoliberal'
Gudang Berita77 - Rencana Nawa Cita atau sembilan agenda paling utama Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam menggerakkan roda pemerintahan dikira tak efisien sepanjang ada pihak-pihak berpaham neoliberalisme dalam Kabinet Kerja. Satu diantara program Nawa Cita yang mengagendakan Indonesia mandiri di bidang ekonomi dikira bertentangan dengan memahami neo liberal.
" Grup neoliberal tak happy dengan Jokowi-JK. Di Nawa Cita yang diinginkan ekonomi konstitusi, anti-neo liberal. Jadi mustahil kebiasaan penyokong neoliberalisme bertemu keras dengan rezim. Mereka lakukan penyusupan ke jantung kekuasaan, " kata Pengamat politik Ray Rangkuti.
Hal semacam itu di sampaikan Ray dalam diskusi bertopik 'Gerhana Kabinet di Pusat Kuasa : Pertarungan Grup Liberal VS Pendukung Nawacita', di Menteng, Jakarta, Rabu (9/3).
Satu diantara langkah yang dikerjakan dengan menyusupkan tokoh-tokoh yang berpandangan neoliberalisme di pos kementerian yang utama. Keadaan ini, lanjut Ray, sudah berjalan mulai sejak masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
Ray menjelaskan, pendukung neoliberalisme bisa di ketahui dari pola kerjanya. Menurut dia, ada empat langkah yang dikerjakan pendukung neoliberalisme dalam menggerakkan agendanya.
Yang pertama, pendukung neoliberalisme kerap memutuskan diam-diam, yang dikira merugikan negara. Ke-2, sistem pengambilan kebijakan yg tidak di ketahui umum.
" Dalam soal ini, tiga masalah yang mencolok, Freeport, kereta cepat, serta Blok Masela, " katanya.