Tuesday, March 1, 2016

4 Rutinitas Jelek Waktu Berkelahi Ini Dapat Sebabkan Perceraian

4 Rutinitas Jelek Waktu Berkelahi Ini Dapat Sebabkan Perceraian

Gudang Berita77 - Berdebat adalah satu diantara hal yang bikin kehidupan pernikahan sehat, tetapi seperti juga di ketahui, hal itu dapat pula selesai jadi bencana. Serta sampai sekarang ini, tak ada yang betul-betul tahu bagaimana membedakan perseteruan yang tengah berlangsung adalah yang baik atau jelek.

Tetapi satu studi yang dikerjakan sepanjang 14 tahun membagikan 4 tingkah laku yang condong nampak saat berargumen yang nyaris senantiasa memiliki makna kalau pasangan itu tengah menuju perceraian

Studi ini di buat olehJohn Gottman, seseorang psikolog dariUniversity ofWashington serta pendiri Gottman Institute, berbarengan psikolog UC Berkeley Robert Levenson. Ke-2 orang ini pelajari 79 pasangan serta rutinitas berkelahi mereka. Mereka dapat memperkirakan pernikahan yang mana yang bakal selesai dengan perceraian dengan kesempatan sebesar 93 %, seperti ditulis dari lamanThe Stir, Selasa (1/3/2016).

Bila hal itu berlangsung cukup kerap, ke empat tingkah laku ini adalah tanda hancurnya satu jalinan. 

Penghinaan.

Tingkah laku mengejek adalah kebiasan terburuk untuk satu jalinan, menurut Gottman. Dia mendeskripsikannya sebagai “sebuah gabungan jahat pada kemarahan serta rasa muak. ” Bila seorang telah memerlihatkannya, mereka bakal melihat pasangan mereka sebagai orang yang bodoh, tak layak, atau hal yang lain yg tidak layak.

Orang dengan perasaan mengejek tutup diri mereka dari keperluan serta emosional pada pasangan mereka. Mereka akan tidak lihat kondisi dari perspektif pasangan mereka, yang mana bikin jalinan yang sehat jadi begitu susah.

Kecaman.

Saat Gottman bicara tentang kecaman, dia memikirkan lebih dalam dari pada kritik umum. Kecaman jadi beresiko saat seorang lakukan kesukaannya, serta bukannya mencari langkah untuk mengubahnya, namun jadi melemparkan pernyataan yang menyerang ciri-ciri pasangannya.

Jadi, bukannya memohon pasangannya mengubah rutinitas jelek, seorang dengan tingkah laku mengecam bakal memikirkan, “Mengapa saya menikah dengan type orang yang mengupil ditempat umum?! ”

Defensif.

Dalam satu jalinan yang sehat, ke-2 pihak bakal bertanggungjawab pada hal jelek yang dikerjakannya yang menyebabkan kondisi jelek. Tetapi dalam jalinan yang telah rusak serta menuju perceraian, seorang bakal mengambil sikap bertahan dibanding mengaku kekeliruannya.

Jadi bila Anda mendengar “Bukan salah saya! ” terus-terusan, peluang Anda ada dalam kondisi yang jelek.

Stonewalling (menutup diri) 

Stonewalling yaitu arti yang didapatkan Gottman untuk tingkah laku yang memblokir keseluruhan seorang serta menampik berkomunikasi—terutama saat memanglah semestinya berargumen. Stonewalling bakal tampak, seperti keluarkan telephone genggamnya untuk kirim pesan pada orang lain atau berbalik serta keluar dari ruang, tidak ada alasan atau pembelaan atau hasil saat pembicaraan telah mulai menegang.

Sudah pasti, sebagian tingkah laku itu adalah satu hal yang alami dalam satu hubungan—namun bila hal itu berlangsung terus-terusan (seperti, sekian kali dalam alasan yang berjalan 15 menit), hal itu bakal jadi satu permasalahan serius.

Tetapi demikian, bila Anda dapat untuk mengidentifikasi serta tahu, Anda ada di tempat yang tambah baik dari mulanya. Dengan diskusi yang pas, senantiasa ada harapan untuk satu jalinan jadi lebih kuat, cuma saja yakinkan Anda coba lihat dari perspektif pasangan Anda juga.