Harga Emas Diramal 'Loncat' 30% Tahun Ini
Gudang Berita77 - Satu diantara Manajer Pasar Duit populer di Amerika Serikat (AS) memprediksi harga emas dunia bakal selekasnya melambung. Investor mencari investasi aman di dalam anjloknya bursa saham dunia serta harga minyak.
Jeff Gundlach, CEO DoubleLine Capital mengatakan, harga emas diprediksikan bakal bergerak di level US$ 1. 400 per ounce. Dengan harga itu, investor memperoleh keuntungan sekitaran 30% dari harga emas sekarang ini sebesar US$ 1. 090 per ounce.
Harga emas telah jatuh dalam sekian waktu paling akhir, serta telah reli mulai sejak awal th. lantaran investor mencari tempat berlindung untuk mengamankan asetnya di dalam keadaan pasar saham yang volatile.
Belakangan ini, harga emas memanglah perlahan-lahan naik, perkiraan Gundlach pas.
Gundlach adalah satu diantara analis yang dapat memperkirakan dengan pas. Terlebih dulu, dia sempat juga memprediksi harga minyak bakal anjlok di th. 2014, lalu ia juga memperkirakan obligasi alami turbulensi di 2015. Perkiraannya itu pas. Maka dari itu, dia dijuluki 'New Bond King'.
" Sangat banyak permasalahan didunia ini. 2016 tak lihat semua jalan baik, " kata Gundlach.
Tersebut disini rekap mengenai bagaimana dia lihat ekonomi dunia :
Perkembangan ekonomi global masihlah bakal melambat
China jadi satu diantara penyebabnya perlambatan ekonomi dunia, lantaran bisa saja bakal kembali lakukan devaluasi pada mata uangnya
Pasar saham AS bakal terjerumus, dimana bakal banyak saham-saham berguguran, anjlok sampai 20%
Pasar duit Jepang tertekan
Pasar negara berkembang juga masihlah bakal tertekan lantaran harga komoditas turun, ini begitu di pengaruhi perlambatan ekonomi China
Keadaan sekian ini, malah bakal bikin harga emas terus-menerus naik.
Walau sekian, perkiraan Gundlach tidak selamanya pas tujuan. Th. lantas, ia memprediksi harga emas bakal naik, namun kenyataannya tak berlangsung, emas malah anjlok ke posisi paling rendahnya dalam 6 th. paling akhir di Desember 2015.
Harga Minyak Mendekati Level Terendah
Berbeda dengan emas yang diperkirakan akan melambung di tahun ini, harga minyak dunia justru diperkirakan akan mendekati level terendahnya.
Harga minyak jatuh ke US$ 30/barel di minggu ini. Itu merupakan harga terendah lebih dari satu dekade. Para analis memperkirakan, harga minyak akan merosot ke US$ 10/barel.
Harga minyak cenderung tetap rendah untuk waktu yang akan lama. Ini seiring melimpahnya pasokan minyak di pasaran. Terlebih, menurunnya permintaan dari China akibat perlambatan ekonomi.
"Orang-orang terbuai dengan China yang ekonominya tumbuh 7%. Sekarang tidak lagi," ujarnya.
Di sisi lain, bursa saham di seluruh dunia telah merosot sejak sejak awal tahun ini, di tengah kekhawatiran bahwa perekonomian China masih akan melambat dan merosotnya harga minyak dunia.
Gundlach memprediksi China akan kembali mendevaluasi mata uangnya. Devaluasi yuan berimbas pada anjloknya bursa saham China.
Di pasar saham AS, Gundlach menyebutkan, investor bisa melakukan posisi beli saat pasar saham dalam kondisi 'bearish'.
Meski demikian, jalan terbaik adalah investor perlu mencari instrumen investasi lain untuk mengamankan portofolionya di tengah anjloknya pasar saham dunia.