Gudang Berita 77 - Kemelut tidak bisa dijauhi saat beberapa puluh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengacak-acak gedung perwakilan rakyat. Aktivitas ini memperoleh memprotes keras dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Penyidik KPK menggeledah ruangan kerja anggota PDIP Damayanti Wisnu Putranti yang barusan tertangkap tangan berkenaan sangkaan suap proyek di KemenPU-Pera th. 2016, sebagian hari kemarin. Penggeledahan ini dikerjakan di lantai 6 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan.
Fahri naik pitam demikian merasakan penyidik KPK ditemani oleh anggota Brimob komplit dengan senjata laras panjang. Ia emosi karena ada aparat yang membawa-bawa senjata kedalam 'markasnya'.
" Jangan geledah bawa-bawa senjata, " semprot Fahri pada penyidik KPK didalam ruangan kerja Damayanti, Jumat (15/1).
Karena sangat geramnya, Fahri berani bertanggungjawab atas larangannya ini pada Kapolri segera. "Tidak boleh bawa senjata ke Gedung Suci ini (DPR). Nanti saya bilang Kapolri, saya yang tanggung jawab, " katanya membentak.
Pantauan merdeka. com, selesai dibentak Fahri, penyidik KPK kaget serta segera hentikan kegiatannya serta tampak memakai telephone selulernya untuk menghubungi seorang.
Selesai membentak penyidik KPK, Fahri juga keluar dari ruang. Tetapi, di dekat pintu keluar ia kembali naik pitam demikian lihat barisan anggota Brimob komplit dengan senjata laras panjang.
" Saya minta tak ada senjata di Gedung Parlemen ya. itu sudah sesuai dengan prosedurnya, " semprot Fahri pada beberapa anggota Brimob.
Waktu di tanya mass media berkenaan kemarahannya, Fahri menyampaikan dianya tak sukai bakal kehadiran anggota polisi komplit dengan senjata laras panjang ada didalam gedung DPR.
" Saya tidak marah digeledah, hanya saya tidak suka saja bawa senjata. Nanti saya juga mau minta surat-suratnya, " ungkap Fahri.
Senang memarahi penyidik KPK serta anggota Brimob, Fahri juga segera meninggalkan tempat.
Tetapi, tidak hingga di situ. Kemarahan Fahri berlanjut waktu tahu penyidik KPK juga menggeledah ruangan krja Wakil Ketua Komisi V Fraksi PKS Yudi Widiawan di lantai 3 Gedung Nusantara I. Penyidik KPK yang disangka datang mencari alat bukti berkenaan tertangkapnya Anggota Komisi V DPR, Damayanti Wisnu Putranti ditahan oleh Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.
Disini, Fahri yang ditemani Nasir Djamil anggota Komisi III ikut serta adu mulut dengan pimpinan penyidik KPK HN Christian. Terkecuali masih tetap mempersoalkan ada senjata laras panjang, keduanya juga tidak terima karena penyidik KPK tak membawa surat penggeledahan untuk ruangan kerja Yudi.
Politisi PKS itu bersikukuh, DPR yaitu instansi rakyat serta mesti dijaga citranya.
"Tidak boleh bawa senjata ke DPR, itu lembaga rakyat, " tutur Fahri di hadapan penyidik KPK HN Christian di ruang Fraksi PKS.
" Ini adalah tugas kami, kami memiliki hak, " jawab Christian.
" Disini ada pengamanan tidak? " balas Fahri.
" Kami mempunyai hak. Saya diperintahkan oleh KUHAP untuk lakukan itu, " tutur Christian tidak ingin kalah.
Mendengar ini, Fahri juga lalu mempertanyakan surat pekerjaan kesepuluh penyidik KPK itu.
" Mana surat tugas? Tolong (keluar), " kata Fahri sedikit mengusir.
" Saya sudah izin. Saya tidak ada urusan dengan Anda. Waktu masalahnya dengan biro hukum serta MKD, " kata Christian.
" Tolong keluar!, " lagi-lagi Fahri mengusir.
Kelihatannya penyidik itu tidak ingin menggubris pengusiran Fahri. Christian menyampaikan bakal terus bertahan di ruang itu.
" Tidak!! Saya memiliki tanggung jawab dengan pekerjaan saya. Saya akan tetap disini, " kata Christian.
Mendengar ini, Fahri lalu mempermasalahkan pengawalan penyidik KPK oleh 4 anggota Bri-mob dengan senjata laras panjang.
" Tak bisa bawa senjata, " bentak Fahri.
" Itu mengakibatkan kerusakan nama instansi. Anda belum pasti ada yang salah namun Anda menggeledah, " tutur Fahri ketus.
" Saya ada surat. Pamdal telah ikuti kami dari tadi pagi. Silahkan bertanya Pamdal. Saya kerjakan pekerjaan negara, " jawab Christian.
Mendengar kata pekerjaan negara, emosi Fahri juga meledak. Ia menyampaikan bila ia juga menggerakkan pekerjaan negara dalam melindungi kewibawaan DPR.
" Saya juga lakukan tugas negara. DPR ini instansi rakyat yang perlu dijaga, " sergah Fahri dengan muka memerah.
Walau sempat beradu mulut, penyidik KPK terus melanjutkan penggeledahan. Fahri juga lalu keluar serta menjumpai awak media.