Gudang Berita77 - Oktober 2015 lantas, Sanmay Ved, bekas karyawan Google, bikin suatu berita mengagetkan. Ia sukses beli nama domain Google. com, walau cuma kurun waktu satu menit saja.
Saat itu, Sanmay di ketahui beli domain Google. com yang masihlah aktif lewat service punya Google sendiri, yaitu Google Domains. Parahnya, harga yang perlu dibayarkan termasuk sangatlah murah, yaitu 12 dollar AS atau setara Rp 176. 000.
Walau sebenarnya, nama domain itu dapat bernilai sampai miliaran dollar AS, bahkan juga tak ternilai harga nya untuk Google. Raksasa internet itu juga dipercaya akan tidak pernah ingin melepas nama domain itu dengan harga berapapun.
Untuk melakukan perbaikan kekeliruan itu, Google waktu itu segera tawarkan duit tunai pada Sanmay untuk " menyerahkan " kembali domain itu. Akhirnya, seperti yang telah di ketahui, Sanmay bersedia melepas domain itu ke bekas perusahaannya.
Pertanyaan besarnya, berapakah besar duit yang di terima oleh Sanmay saat itu? Ia sampai kini tak pernah mengatakan angka tentunya. Walau demikian, pernah memberi sedikit deskripsi kalau duit yang diterimanya melebihi 10. 000 dollar AS.
Nah, dalam menulis situs (blog) paling barunya, Google pada akhirnya memaparkan angka tentunya. Menariknya, angka pemberian Google itu begitu unik.
" Hadiah finansial kami pada Sanmay--6. 006, 13 dollar AS--bisa di baca Google (picingkan mata sedikit serta Anda dapat melihatnya), " catat Google, seperti KompasTekno rangkum dari Business Insider, Jumat (29/1/2016).
Alih-alih memakai duit tunai itu untuk kebutuhan pribadin, Sanmay mengambil keputusan untuk menyumbangkan duit itu untuk aktivitas amal. Kebaikan itu nyatanya segera berbuah " barokah ".
" Lalu, kami melipat-gandakan jumlah itu waktu Sanmay mendonasikan hadiahnya untuk amal, " lanjut Google.
Laporan tentang hadiah untuk Sanmay itu dituliskan Google dalam situs (blog) tentang bounty program. Program itu menantang beberapa peretas untuk temukan celah keamanan dalam service Google.
Di th. 2015, Google sendiri mengakui memberikan hadiah duit sebesar 2 juta dollar AS pada kian lebih 300 peretas serta peneliti keamanan.
