Disaat Jokowi Ke Jakarta , Keuangan Pribadi Ibu Megawati Pun Turun
Gudang Berita77 - Wakil Ketua Tubuh Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan DKI Gembong Warsono menyampaikan partai politik tidak selamanya memohon duit banyak untuk memenangkan calon kepala daerah yang diusung.
Hal semacam ini untuk menyanggah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyampaikan " nyagub " membutuhkan cost besar.
" Orang katakan nyagub melalui partai itu ukurannya uang, tidak. Bila elektabilitas dia memanglah bagus, partai yang bakal turun tangan, " tutur Gembong di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (11/3/2016).
Gembong bercerita usaha yang dikerjakan partai saat mengusung Jokowi serta Ahok dalam Pilkada DKI 2012. Gembong menyampaikan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sendiri yang turun segera dalam membawa Jokowi ke Jakarta.
Jokowi yang saat itu adalah Wali Kota Solo bukannya tak mempunyai duit. Tetapi uangnya tak memenuhi untuk membiayai semuanya biaya pencalonan di Pilkada DKI 2012. Gembong menyampaikan saat itu Megawati turut keluarkan duit pribadinya untuk memenangkan Jokowi.
" Bu Mega mati-matian jadiin Jokowi di DKI Jakarta. Bu Mega turun segera. Tidak cuma Bu Mega-nya, duitnya juga turun. Uang pribadi dari kantongnya sendiri di kirim ke PAC, " tutur Gembong.
Gembong menyampaikan pembiayaan pencalonan Jokowi-Ahok dikerjakan dengan azas gotong royong. Umumnya, duit yang disuruh parpol pada calon yang diusung yaitu pembiayaan saksi saja. Duit itupun dinilai lumrah di keluarkan.
Bila calon itu betul-betul tak mempunyai modal tetapi elektabilitasnya tinggi, Gembong menyampaikan partai tentu turun tangan lagi. (Baca : PDI-P Mengakui Nombok waktu Angkat Jokowi-Ahok di Pilgub 2012)
" Maka dari itu bila disebut Rp 100 miliar hitung-hitungannya tidak ngerti juga ya, " tutur Gembong.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengakui tak miliki cukup duit untuk turut Pilkada DKI 2017 lewat jalur partai politik. Sebab, menurutnya, turut pilkada lewat jalur parpol memerlukan banyak duit untuk menggerakkan mesin partai.
" Parpol tidak minta 'mahar' lho, namun hanya minta anak ranting serta cabangnya bergerak, " kata Ahok di Balai Kota, Kamis (10/3/2016).