Sunday, March 13, 2016

Apple Akan Bayar Rp 5, 2 Triliun untuk Yang memiliki e-Book

Apple Akan Bayar Rp 5, 2 Triliun untuk Yang memiliki e-Book

Gudang Berita77 - Bila Anda beli e-Book pada tahun 2010 dan 2012, Apple mungkin saja berutang beberapa duit pada Anda.

Dari kabar yang beredar dari Quartz, Sabtu (12/3/2016), Departemen Kehakiman Amerika Serikat ajukan mengenaituntutan terhadap Apple serta lima penerbit buku besar di Amerika. Mereka dituduh tidak mematuhi undang-undang serta berkonspirasi tingkatkan harga e-Book.

Senin 7 Maret 2016 waktu setempat, Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak banding Apple. Berarti, saat ini perusahaan-perusahaan tersebut berutang US$ 400 juta atau Rp 5, 2 triliun pada customer yang beli e-Book waktu itu.

Bila Anda adalah orang yang beli ebook dari Harper Collins, Hachette, Macmillan, Penguin, atau Simon & Schuster pada 1 April 2010 serta 21 Mei 2012 memakai alamat US billing, peluang Anda penuhi prasyarat untuk memperoleh pergantian itu.

Laman pihak ketiga menolong memfasilitasi pembayaran itu serta memperkirakan besaran ganti rugi yang bakal di terima customer. Umpamanya, bila Anda beli e-Book bestseller dari New York Times selama beberapa tahun itu, Anda bakal memperoleh pada US$ 6, 05 (sekitaran Rp 78 ribu) sampai US$ 6. 54 (Rp 85 ribu) baik tunai ataupun credit per buku.

Sedang bila customer beli buku-buku lain bakal memperoleh US$ 1, 39 (Rp 18 ribu) sampai US$ 1, 5 (Rp 19 ribu) per buku.

Sebelumnya tahun 2010, toko online seperti Amazon coba membatasi harga e-Book baru sampai US$ 9, 9 (Rp 129 ribu). Sedangkan buku bestseller di jual dengan harga yang tambah lebih mahal.

Dijelaskan, saat Apple masuk toko on-line pada tahun itu lewat iPad serta iBookstore, mereka bekerja sama dengan penerbit untuk mengambil keputusan harga. Banyak penerbit yg tidak suka dengan harga rendah yang di tawarkan Amazon.

 " Apple tertangkap basah mendalangi skema ini untuk tingkatkan harga e-Book, " tutur Steve W Berman satu diantara pengacara yang mewakili konsumen buku dalam pernyataannya.

Disamping itu, Apple berpendapat putusan terhadap mereka akan menaburkan ketidakpastian serta menghindar usaha kompetitif. Diluar itu, perusahaan bentukan mendingan Steve Jobs itu menilainya kalau putusan bakal mengganggu jenis usaha ekonomi Amerika