Gudang Berita77 - Satu tahun waktu lalu otoritas Republik Ceko menginformasikan kalau mereka sudah perpanjang kontrak gelaran MotoGP di negara mereka hingga th. 2020, dengan sirkuit Brno sebagai venue-nya.
Pada 15 Juni 2015, Qatar, yang pertama kalinya menghajat MotoGP di th. 2004, meneken kontrak baru dengan Dorna, yang berdurasi 10 th., kalau mereka bakal meneruskan moment itu hingga 2026.
Juga dengan beberapa negara lain. MotoGP Prancis di LeMans bakal berlanjut hingga 2021, MotoGP Belanda di Assen juga umurnya masihlah hingga 2021.
Yang paling baru, pada Agustus 2014, Dorna meneken kontrak dengan sirkuit Wales untuk mengadakan balapan di negara Britania itu, dari 2015 hingga 2019. Walau sebenarnya sirkuit tersebut belum ada, serta baru mulai di bangun per Oktober 2014.
Terakhir Wales menyebutkan sirkuitnya tidak siap digunakan untuk 2015. Mereka lantas menunjuk pengelola sirkuit Donington Park, untuk " menalangi " jatah mereka jadi tuan tempat tinggal MotoGP Inggris Raya 2015. Tetapi Donington Park juga mundur lantaran ada kendala finansial dengan pihak Wales. Jadi di musim itu (serta 2016), seri Inggris Raya dioper ke sirkuit Silverstone. Wales baru bakal mulai jadi tuan tempat tinggal per 2017 – serta kontraknya dirubah hingga 2024.
Mulai musim 2016 ini sirkuit Red Bull Ring di kota Spielberg, sukses menukar Austin, Amerika Serikat. Austria juga untuk pertama kalinya mulai sejak 1997 -- dengan kata lain 19 th. kemudian-- kembali mengadakan Grand Prix motor.
Soal Kans Indonesia
Setelah melakukan serangkaian pertemuan dengan Dorna, pada Oktober 2015 pemerintah mengumumkan bahwa Indonesia akan menggelar MotoGP mulai 2017 sampai 2019. Namun, belakangan rencana itu sepertinya mental lagi, setelah ada pernyataan dari Kemenko PMK Puan Maharani agar MotoGP Indonesia ditinjau kembali. Akan tetapi, kemarin (1/2/2016) Menpora Imam Nahwari mengatakan, dirinya tetap berupaya supaya event tersebut terselenggara.
Jika bicara tentang kesempatan, ini tentu saja kesempatan yang akhirnya datang lagi setelah Indonesia terakhir kali menggelar Grand Prix motor pada tahun 1997. Hampir 20 tahun untuk Dorna kembali memberi penawaran kepada Indonesia, yang masuk daftar tiga besar sebagai pasar sepeda motor terbesar di dunia.
Dengan tarik-ulur yang sedang terjadi di level pemerintah, kesempatan itu menjadi sebuah pertaruhan lagi. Kalau Indonesia tidak mau atau tidak siap, Dorna mungkin saja akan dengan sangat mudah mendapatkan pengganti Indonesia.
Dorna adalah swasta – sebut saja, event organizer – yang berorientasi bisnis. Federasi motosport internasional , FIM, hanya "regulator", sedangkan MotoGP adalah "gaweannya' Dorna. Sama seperti Formula 1 itu milik Bernie Ecclestone, bukan FIA. [Beda dengan Piala Dunia adalah milik FIFA, atau Olimpiade adalah barangnya IOC].
Jika 2017 lepas, apakah proposal itu bisa diajukan lagi di tahun 2018, 2019, dan seterusnya? Tentu saja bisa. Tapi, ada sejumlah hal yang mesti diperhitungkan.
Pertama, negara-negara yang selama ini sudah jadi langganan MotoGP, sebagian besar sudah memperpanjang kontraknya. Sebagai pelanggan, logis apabila Dorna memprioritaskan mereka, sebelum melirik "calon pembeli" baru.
Malaysia, misalnya. Dari pertama kali menjadi tuan rumah GP di tahun 1991 (di sirkuit Shah Alam), mereka hingga kini tetap eksis (di Sepang). Tak perlulah bicara Qatar yang duitnya tak berseri, bahwa mereka berani bayar di muka untuk 10 tahun ke depan.
Kedua, umumnya negara penyelenggara mengambil kontrak dengan Dorna 3-5 tahun. Alasannya, dengan investasi besar yang mereka keluarkan untuk event sebesar MotoGP, proyeksi balik modal tentu saja tidak akan didapat dalam jangka pendek -- bisa setahun impas, misalnya, melainkan baru mulai return di tahun kedua, ketiga, dan seterusnya.
Ketiga, persaingan dari negara-negara lain. Seperti pernah diungkapkan Dorna, sedikitnya empat negara sudah antre di belakang: Finlandia, Chile, Kazakhstan, dan Thailand. Isunya Vietnam juga mulai mengincar. Buat Dorna yang notabene pebisnis, "jika Anda tidak mau, ya tidak apa-apa, yang lain masih banyak."
Alhasil, boleh jadi ini memang momen krusial buat Indonesia jika ingin mengadakan MotoGP dalam waktu dekat (2017) – sebelum semua slot terisi, dan kita harus mengantre beberapa tahun lagi, untuk bersaing dengan calon-calon baru, atau (syukur-syukur) ada negara penyelenggara yang berhenti di tengah jalan – itu pun kalau tidak keduluan direbut oleh peminat yang lain.
Tapi, kalau punya pertimbangan-pertimbangan lain, dan kalau mau bersabar untuk menunggu sekian tahun lagi, yang garansinya pun masih samar-samar, ya itu juga sah-sah saja.