Friday, January 1, 2016

Catatan Tahun Baru Fahri Hamzah: Popularitas Prabowo di Atas Jokowi


Gudang Berita - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bikin catatan politik menyongsong th. 2016. Ada dua poin sebagai perhatian, melemahnya KMP serta klaim popularitas Prabowo diatas Presiden Jokowi.

Fahri yang disebut Sekretaris Harian KMP buka catatannya dengan mengaku KMP saat ini melemah.

 " Alhamdulillah satu tahun sesudah KMP kuasai DPR serta MPR koalisi masih tetap bertahan. Namun akhir 2015 lantas KMP tunjukkan tanda-tanda melemah. Jadi th. 2016 itu yaitu th. ujian besar untuk KMP, " kata Fahri Hamzah dalam info tertulisnya, Sabtu (2/1/2016).

Fahri menyoroti manuver PAN merapat ke Pemerintah yang bikin KMP melemah. Sesaat PKS serta Partai Demokrat juga tampak lebih cenderung ke Pemerintah, terutama dalam masalah Ayah Minta Saham dengan terduga pelanggar etik Setya Novanto, salah seseorang penggawa KMP.

 " PAN telah terang menginformasikan berhimpun dengan pemerintah walau menyebutkan terus di KMP. Disamping itu Partai Demokrat serta PKS dalam masalah persidangan ketua DPR di MKD dengan cara bulat mensupport koalisi pemerintah, " kata politisi PKS itu.

Fahri juga menyoroti nasib Golkar serta PPP yang masih tetap belum terang sampai th. bertukar. Memanglah dua partai ini masih tetap pecah, paling akhir SK Menkum HAM yang membatalkan keabsahan kepengurusan Golkar kubu Agung Laksono malah berisiko bikin Golkar jadi vacuum of power. Untuk PPP, SK Menkum HAM paling akhir masih tetap memberi kriteria untuk keabsahan kepengurusan partai ini.

 " Jadi apakah KMP masih tetap relevan? Umum mesti selalu diyakinkan bahwa bangun kemampuan keseimbangan diluar pemerintahan yaitu jalan demokrasi yang pasti. Karena, bila seluruhnya kemampuan politik masuk dalam pemerintahan jadi bakal terwujud oligarki kekuasaan yang beresiko, " bahas pendiri Kesatuan Tindakan Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Fahri juga menyinggung masalah Pileg serta Pilpres 2019 dalam catatannya. Ada klaim menarik dari Fahri, bahwa popularitas Prabowo Subianto telah mengungguli Presiden Jokowi.

 " Kepercayaan awal beberapa pimpinan KMP mesti dikuatkan kembali bahwa bangun kemampuan keseimbangan legislatif yaitu suatu kemuliaan yang sama juga dengan memimpin eksekutif. Terlebih lantaran Pilpres 2019 bakal diawali lebih awal berbarengan pemilu legislatif. Serta popularitas Prabowo sekarang ini ada tambah lebih tinggi dari calon lain, termasuk juga Presiden Jokowi, " tutur Fahri.

Th. 2016 bakal jadi th. ujian untuk KMP. Bila masih tetap dapat bertahan melalui seluruhnya halangan, Fahri meyakini KMP masih tetap dapat berjaya di Pemilu 2019.

 " Memanglah, periode 2014-2015 penuh goncangan yang bahkan juga mengakibatkan ketua DPR malah terjungkal. Namun th. 2016 mesti jadi momentum untuk menjawab tantangan bahwa KMP yang masih tetap kuasai beberapa besar jumlah cabang kekuasaan legislatif terlebih DPR RI, " ujarnya.